Senin, 03 Januari 2022

Distant love

Namaku Lisa umurku 21 Tahun tinggikuu 155, BB ku 55 kg dahulu aku pernah mengenal laki laki dengan tinggi 170 saat aku masih SMK tanpa sadar bahwa aku telah menyimpan rasa yang begitu dalam padanya. Aku mengenalnya di Tahun 2016 saat pertama kali aku di bangku SMK dan tanpa disadari aku mencintainya hingga di tahun sekarang 2022 waktu berjalan begitu saja hingga membuatku tak sadar sedalam apa aku mencintainya. caranya memperlakukanku membuatku candu hingga suatu ketika aku sadar bahwa aku benar-benar mencintainya. Disaat dia memiliki pacar aku seperti sebuah luka yang disiram dengan air garam, perih dan menyakitkan.  Hingga pada suatu hari aku merasa dia juga memiliki perasaan yang sama sepertiku. Sebuah cinta yang tak akan mungkin bersatu. Bukan negra yang menghalangi, bukan agama yang membatasi, dan bukan keluarga yang tidak menyetujui. Hanya saja cinta kita sulit bersatu karena alasan yang kurang jelas. Aku dan dia sama sama menyimpan rasa tapi kami tidak berani mengambil langkah yang lebih jauh hanya karena kami belum yakin dengan perasaan kami sendiri. Hubungan kami mengalir begitu saja dia memilih orang lain dan aku memilih berpaling. Sebenarnya cinta kami tidaklah sulit, hanya saja peresaan kami yang rumit. Walau sudah memilih jalan masing - masing tetapi tidak mengubah sebuah perasaan yang dulu pernah ada lalu dibiarkan begitu saja. Kami masih saling menyimpan rindu kami masih menyisihkan ruangan untuk rindu bisa menetap dan tinggal. Kami masih sering bertukar pandang saat bertemu. Sebuah kesalahan tapi tetap menjadi sebuah alasan. Aku masih menungunya dan aku masih takut membayangkannya dia adalah laki - laki yang aku cintai sejak lama dia adalah laki - laki yang pertama yang membuatku tak bisa melupakannya. Dia sudah membuatku menunggu 4 tahun lamanya. laki - laki yang lembut, ramah, penyayang, rajin beribadah. Dia seseorang yang dekat tapi tak bisa kugapai. Sebuah cinta yang jauh tapi tetap stay dalam hatiku. Semakin aku dekat dengannya semakin sakit rasanya. Seakan tidak mau menerima kenyataan sebelumnya, hingga aku lupa bahwa aku sudah berdiri terlalu lama untuk menatapnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar